Home

Wireless Fundamentals

2 Comments

*Note: I was forced to do somethin’ ’bout wireless, therefore this article came up… (damn, lol)

Ok, scope dari jaringan computer sekarang ini tidak hanya berkaitan dalam KABEL dan Corresponding Device saja (like router or switch)

Melainkan sudah menjajah kedalam teknologi VOICE (orang PABX pasti gerah dengan VoIP karena harus belajar lagi haha), DATA CENTER (bagaimana teknologi Server/DC digabung kedalam jaringan, like…FCoE), annnddd…bagaimana mengalirkan data via udara (radio)

YUP…THAT’S IT, WIRELESS (kita bahas jajahan/kolonisasi berikutnya dari Jaringan Komputer yaitu Radio Frequency alias RF)…Jaringan Komputer TANPA KABEL

===============================

WIRELESS PRINCIPLES

Topic ini digunakan untuk “bridging” knowledge dari (RS) routing switching agar bisa “menjajah” teknologi Radio Frequency (RF)

…lo ga bisa menaklukan suatu negara/teknologi tanpa mengetahui birokrasi/system/knowledge didalamnya

First Questionhow we transmit data without cable?? Via/over the Air (lewat udara). But how??

I’ll try to skip anything that irrelevant to this topic…RF topic is HUUUGEEE you know

Konsepnya mirip dengan FM Radio (radio2 yg sering kita puter di mobil), transmit data over radio waves

Hanya saja yang digunakan adalah frequency dari 900 Mhz sampai 5 Ghz (uda ketentuan dari sono-nya, alias dari FCC/ETSI/IEEE-nya, klo lo nanya darimana asalnya harus begini)

Now Lets Talk about Mhz and Ghz, what are these guys?!? Lu bisa bilang…ini “metric”-nya dari radio frequency, klo kita biasa ngitung dalam Bit, dia dalam Hz (Hertz)

Sama dengan Mbit dan Gbit…dalam wireless data dikirim 1 juta kali per detik sampe 1 trilliun kali per detik, bedanya ini via radio

How it works?!? By inserting data into carrier signal…via frequency

Apa sih frequency itu?? Istilah ini untuk menunjukkan “seberapa sering” (frequent) sebuah sinyal repeat itself, dengan time measurement alias perbandingan waktu tentunya (dalam 1 detik)

Sebuah radiowave itu kan ada High Peak sama Low Peak alias “turun-naek” (namanya juga radio WAVE), nah…1 kali naek trus turun trus naek lagi itu disebut 1 cycle (liat gambar dibawah)

Gambar diatas kira2 begitulah, biar pada paham garis besarnya aja (padahal salah ini, yang bener kek dibawah hahaha)

Proses inserting data into carrier signal inilah yang biasanya disebut Modulation

Berarti klo 2,4 Ghz…berapa cycle/wave hayooo

(wkwkwkkw)

Untuk bisa sebuah sinyal ini mengirimkan banyak data (alias kenapa 2,4 ato 5 Ghz bisa ngirim banyak data)…tentu harus banyak “cycle” nya…bagaimana dalam 1 detik, kita bisa ngirim sebegitu banyak data

Tentunya kita “rapat”kan cycle nya, kek gini:

Kerapatan sinyal inilah yang disebut Wavelength

So…kita bisa ambil kesimpulan, semakin banyak data yang dikirimkan dalam satu waktu (newbie read: semakin cepet bandwidthnya, lol), semakin tinggi pula frequency-nya (semakin rapat wavelength-nya)

Semakin rapat wavelength, semakin susah pula untuk radio frequency lain interference, karena semakin rapat cycle-nya hahaha (terus aja looping statement-nya)

But here’s the fact…

Radiowave/frequency itu kek air, semakin banyak riak…semakin pendek jalannya, sampe ujung…itu riak (baca: wave) uda ga ada

Semakin sedikit riak (longer wavelength) semakin panjang jalannya, kemungkinan besar sampe ke tepi sungai (ga banyak gelombang yang harus dibawa air…jadi lebih cepet dan lebih panjang masa hidup gelombangnya)

Dari table diatas kita bisa ambil kesimpulan kenapa 802.11a bisa lebih banyak transmit data (higher frequency) dan lebih pendek jaraknya (<100m) tetapi resistant terhadap radio interference

One of the reason why 802.11b dengan 2,4 GHz-nya lebih banyak dipake daripada 802.11a (5 GHz yang notabene lebih banyak data rate-nya) adalah…Range

Tapi kan resistance-nya rendah?!? Ya itu handphone jgn ditaro di depan TP-Link nya lah hahaha

Kesimpulan kedua adalah…”lower frequency travel faster”

Ga percaya?!? Coba lo dengerin suara music didalem mobil yang lagi jalan kearah elu….yang kedengeran bass-nya duluan (low freq), baru uda deket banget kedengeran suara gitar-nya (high freq)

(muka sapeeee lagi ni gw crop hahaha…ijin yaks, klo ga suka, gw remove nih)

Second Questionokay, klo gw mau nguatin “riak” (wave) bisa ga? Biar jalannya panjang…bisa, dengan menaikkan height dari frequency yang disebut Amplitude

Amplitude adalah cara untuk nambahin TINGGI dari gelombang (ombak kecil di laut mana nyampe pantai?!?! Ya ga?!?), nah…kita tinggiin ombaknya

Klo Frequency pake “metric” yang bernama Hz (Hertz), klo Amplitudo pake dB (decibel)

Here’s the pic…jgn ampe kebalik yaaa ama wavelength

yang namanya sinyal, makin jauh ya lama2 melemah…ini disebut Attentuation

Tembok, Kayu, Besi, atau apapun itu…bisa dianggap penguat/pelemah Amplitude (biasanya ngelemahin sih…wkwkw)

Kesimpulan ketiga:

  • Mendengar atau tidaknya kita dari apa yang orang lain katakan = Frequency (beda frequency, ga bisa denger…emang lu bisa denger Bahasa/Frequency kelalawar, klo bisa…kuping lu berdarah pasti haha), hal yang sama berlaku di wireless
  • Suara yang kita dengar terlalu keras atau kecil = Amplitudo (suara kecil, nyampenya paling ampe mana sih?? Coba lu teriak2…paling disangka gila, hahaha)

=========================================

Antenna

Ngomong wireless PASTI ngomongin antenna

The first one, Polarization

Apa itu polarisasi? Cara untuk fokusin energy (radiowave) dari antenna ke arah tertentu, ga mudeng? Here’s the simple explanation

Tau lampu belajar kan?!? Lampu belajar hanya menyorot ke area meja…bener ga? Sama kek antenna polarisasi…mau “nyorot” kemana

Nah, klo gini….ada antenna yang naronya vertical untuk mancarin sinyal, ada antenna yang naronya horizontal (most wireless vendor use vertical)

Figure 1(taken from rfcafe.com)

Dari segi arah pancarannya, antenna terbagi 2: Omnidirectional (segala arah) dan Directional (1 arah)

H-Plane: Horizontal Plane, cakupan area horizontal yang di kover oleh sebuah antenna (sejauh apa sinyal itu nyampe, berapa meter jaraknya)

E-Plane: Elevated Plane, cakupan area vertical yang di cover oleh sebuah antenna (setinggi apa sinyal itu bisa nyampe, ampe lantai berapa)

Contoh Omnidirectional:

Contoh Directional:

Nah, ada lagi yang disebut diversity omnidirectional antenna (kek hybrid2 gitu): ini antenna biasanya dipasang di bawah langit2 ruangan

Nah, dalam pemancaran sebauh sinyal, kadang kita nemuin semacam obstacle (halangan), kadang ada halangan yang bisa bikin sinyal kita melemah (kebentur tembok mungkin), bahkan ada yang ga dapet sinyal sama sekali walaupun berada dalam radius yang sama, kasus yang biasa ditemui di indoor environment

Nah, salah satu penyebabnya adalah ketika sinyal “membentur” sesuatu, a part of the signal, some of it, or all of it are reflected and also can be direction changed (ya, sinyal bisa di refleksikan kek cahaya menuju kaca), fenomena ini bisa menyebabkan namanya multipath refraction

Contoh, kek digambar ini (AP nya ngebelakangin ruangan sebelah, tapi bisa dapet)

Nah, jeleknya dari multipath adalah (klo di RS bagus kan multipath!??! wkwkw), kek dibawah ini

Jadinya ada 2 atau lebih sinyal yang masuk ke laptop, nah yang jadi masalah adalah ketika sinyal peak dari path A dan sinyal low dari path B masuk kedalam laptop secara bersamaan, akan terjadi semacam CANCELLATION (tau headset yang ada noise cancellation-nya?!? Prinsip inilah yang dipake)

Akhirnya, ga ada sinyal sama sekali…

How to fight this
multipath
?!? Well, many wireless vendor create minimum 2 antennas linked to the same radio circuit (jadi sinyal dari path A masuk ke antenna X, sinyal B masuk ke antenna Z), this is what called diversity

Just…like…this:

Trus bagaimana kita tau seberapa kuat sinyal yang harus kita kirim untuk data sampai ketujuan?!? The parameter we must check is called Link Budget

Link Budget adalah akumulasi “signal loss” pada receiver, jadi sender bisa kalkulasi power “we need to send” in order the receiver can receive it (besok2 lah ya gw bahas)

Contoh dari link budget adalah EIRP (Effective Isotropic Radiated Power), yaitu seberapa besar transmitter harus kirim power dan seberapa besar antenna gain nya (factor antenna baik dari direction tempat antenna ataupun dari segi efektifitas electricity)

Rumus dari EIRP (bukan EIGRP ya) = Tx Power (in dBm) + Antenna Gain (in dBi) – Cable Loss (dB, power yang hilang ketika ngelewatin cable juga harus diitung)

Nah, karena EIRP ini ngatur seberapa besar Tx Power yang harus dikirim, biasanya ini diatur oleh berbeda2 tiap Negara, bahkan ada badan regulasinya

Badan Regulasinya adalah:

  • IEEE = ngatur wireless fidelity alias Wi-Fi alias 802.11a/b/g/n
  • Wi-Fi Alliance = ngatur standard wifi (klo IEEE kan standard PBB, ini standard vendor…Cisco adalah salah satu dedengkot komunitas ini)
  • FCC = badan elektro di Amerika
  • ETSI = badan elektro di eropa
  • Telec = badan elektro-nya Jepang

Kadang sinyal yang kita terima kecil gara2 adanya noise (interference), kek suara nya kedengeran, tapi ga jelas dia ngomong apa…

Nah, untuk itulah ada yang dinamakan Signal-to-Noise Ratio (SNR), tentunya salah satu parameter yang digunakan adalah “rekomendasi” dari receiver…apakah dia nerima sinyal poor, good, atau excellent

Rekomendasi dari receiver ini disebut RSSI (Received Signal Strength Indicator)

Di laptop kita, biasanya di kanan bawah layar itu tu…

semakin tinggi value dari SNR, semakin baik (kalkulasi yang berkaitan tentang wireless nanti besok2 gw jelasin, tenang aja)

=============================================

Wilayah Wireless that called “Spread Spectrum”

Bahasa gampangnya…Spread = ngelebar, Spectrum = wilayah

Begini…gw ambil contoh 802.11b dengan 2,4 GHz-nya…is this the exact value?? No…

Yang benar adalah dari 2,401 GHz sampe 2,472 GHz “spread”!!

Kenapa dibuat seperti ini, well…lo ga mau data traffic stuck di 1 channel frequency aja kan?!? Bayangin jalan tol Cuma punya 1 lane…macet pasti

Nah, dibuatlah lane-lane lain, atau dalam istilah wireless…channel-channel lain

Channel2 ini masi dalam 1 wilayah spread spectrum 2,4 GHz, tapi Lane nya beda (jalan tol-nya 1, Cuma punya 4 lane…nah lane itu dipake semua)

Supaya ga saling tumpang tindih (apa lagi di jalan tol, bisa kecelakaan, di jaringan bisa drop/congested) maka dibuatlah jalur2 (klo di wireless namanya CHANNEL)

Look at that picture above, klo gw pake channel 1 dan lo pake channel 2…kira2 tabrakan ga?!? Tabrakan kan…ada overlapping signal disitu

Nah, berarti yang aman adalah…channel 1, 6, dan channel 11

Kesimpulan keempat:

  • Kita bisa consider pake beberapa AP dengan channel yang sama ato overlap supaya antar AP can hear each other
  • Kita HARUS consider pake channel yang berbeda supaya “jalan tol” alias lane kita beda dengan perusahaan lain yang berada disekitar kita (klo perusahaan kita dengan orang lain pake channel sama nanti tabrakan)

Ngomong2 soal tabrakan, dalam istilah wireless disebut interference, bagaimana kita handle interference dalam wireless….ever heard about FHSS, OFDM, DSSS?!?! Yup…these are a few method that handle interference

  • FHSS (Frequency Hopping Spread Spectrum)
    • Ngirim/transmit sinyal dengan cara memindahkan sinyal ke channel yang berbeda secara cepat untuk sampai ketujuan dan menghindari interference (remember the keyword “hopping”), Jeleknya?? Low data rate… (lu kirim data pindah2 channel ya ga mungkin cepat lah)
  • DSSS (Direct Sequence Spread Spectrum)
    • Ini yang sering dipake untuk wireless terutama untuk 802.11b (FHSS masih dipake untuk teknologi Bluetooth), bagaimana caranya DSSS ini overcome the interference? It called Chipping Codes

Chipping Codes itu adalah metode untuk “translate binary” kedalam sinyal “sequence” (liat gambar dibawah)

Gini gw jelasin…. contoh gw mau kirim bit 1001, trus bit yang terakhir (“1”) kena noise, dengan metode chipping code…setiap bit di translate menjadi sebuah pattern sequence

Contohnya 1 jadi 11001100 dan 0 jadi 00110011…nah, coba liat bit terakhir, ketika ada sequence yang hilang gara2 ada gangguan sinyal…apa yang AP lakukan?? Just take a look at the sequence…and match it with the last sequence

So, klo ada bit ato sinyal yang terkena gangguan sampe ga bisa dibaca…tinggal baca aja sequence-nya

Ngerti kan sekarang?!?….(contoh yang terkenal dari chipping codes adalah barker code 11, noh…cari sendiri dah)

  • OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing)
    • Nah, yang ini ga pake Spread Spectrum, instead of “spreading” the signal, it use smaller lane (read: carrier signal) to send data and signal controlling mechanism, and its done in different lane
    • 52 lane (baca: carrier) with 312,5 KHz each (48 lane for carry data, 4 lane carry communication and interference protection)

Kesimpulan Kelima:

  • Encoding or Chipping = transforming a digit by sending a longer sequence signal, so it will be noise-friendly (ilang sinyalnya dikit2 gapapa lah)
  • Modulation (di bab2 atas)= bagaimana cara biar encoding/chipping ini bisa di represent dalam radiowave, how?!? DQPSK dan teman2nya

Differential Quadrature Phase Shift Keying (DQPSK), salah satu metode untuk modulasi…it work fine in 1 ~ 2 Mbps, tapi di 5,5 ~ 11 Mbps kita harus pake CCK (Complementary Code Keying)

Untuk 802.11g mereka pake OFDM (BPSK – Binary Phase Shift Keying and Faster than BPSK…QPSK – Quadrature PSK)…it work fine in 9 Mbps, mau lebih cepet…pake 16-QAM (up to 48 Mbps) and the much faster than 16-QAM…64-QAM

Sorry guys…the science behind the technology that called Phase Shift Keying is beyond my knowledge (gilaaa…banyak bener yg gw mau pelajarin)

Nah, that 2,4 GHz ISM (Industrial, Scientific, and Medical) band spread spectrum channel is vary between nation (look at picture below)

=====================

Untuk Wireless Signal Calculation, Wireless Security, and DAT HOOKER….!! (PSK wkwkw) akan kita bahas di artikel selanjutnya

Damn…kenapa gw mesti nyemplung kesini juga sih….T_T

BGP Advanced Configuration

Leave a comment

Gw lebih suka nyebutnya BGP “Performance Tuning sih sebenernya (buat improves convergence time-nya BGP)

Teori dan Config basic uda bisa lah ya…

Ada beberapa yang akan gw bahas:

  • BGP Timers (Keepalive and Holdtime)
  • Advertisement Interval
  • Initial Delay for sending updates
  • BGP Scan-Time and NHT
  • Fast-External Fallover
  • BGP Bidirectional Forwarding Detection (BFD)
  • BGP Route Dampening
  • Graceful Restart (NSF)
  • BGP Reflector and Confederations
  • Peer Session/Policy Templates
  • Deterministic med (and Always Compare)

===============================

Okeh the first one…BGP Keep Alive and Holdtime

Diatas adalah cara setting bgp timer (timer bgp [waktu keepalive] [waktu hold]), klo kita setting hold time kurang dari 20 detik nanti ada warning…bisa peer flapping

Kita harus pake “clear ip bgp” (ga pake soft) alias hard reset untuk “maksa” timer yang kita setting di-apply langsung (klo pake clear ip bgp * soft ga renegosiasi ulang timer soalnya)

Dan kita bisa liat keepalive packet-nya dengan debug ip bgp keepalive

Yang jadi pertanyaan terakhir adalah…kenapa kita mesti tuning ini timer?!?

Salah satu problem dari BGP apa sih??? Slow convergence kan?!?…IGP protocol udah kita tuning setuning2nya biar fast convergence…BGP tetep ga konek2…lambaaaat banget

Tapi hati2….kecepetan tuning-nya…bisa berabe, IGP belum selesai convergence…masak iya BGP attempt buat convergence, ya ga bisa lah (inget…BGP running on top of another protocol)

Eh…klo salah setting timer gimana??? Ada cara ga untuk prevent-nya? ada

Klo neighbor kita tiba2 jadi “router on-steroid” (wkwkwk…istilah orang2 network untuk router BGP yang ngirim update-nya terus2an dan dalam waktu cepet…”steroid” wkwkw) kita bisa bikin kek gini

Tambahin lagi…contoh: timer bgp 10 30 10, artinya router gw hanya accept holddown timer 10 detik…no less

Klo ada yang ngirim 9 detik kurang gimana??? BGP-nya putus…

===============================

Advertisement Interval

By default, BGP kirim updates ke BGP intra AS (iBGP) tiap 5 detik, klo ke eBGP tiap 30 detik

Kita bisa rubah behavior ini dengan cara:

===============================

Initial Delay for Sending Update

Buat apa sih kita “nge-delay” bgp update? To ensure BGP peer has supplied all the routing information

Jadi BGP protocol ga akan proses best-path selection klo bgp time-out atau bgp prefixes belum didapet semuanya, nah ini kita bisa tuning dengan update-delay

Bayangin klo BGP peer ngirim 10 prefix ke kita, belum abis time-out nya, trus router bgp sebelah uda kirim lagi…trus mau abis lagi time-out nya, dikirim lagi update-an terbaru

Alhasil ga akan di proses2 itu best path selection-nya…

Default bgp update-delay adalah 120s

Untuk nge-force supaya langsung di update?? Clear ip bgp * soft

===============================

BGP Scanner

BGP monitor next-hop dari route2 yang sudah terinstall untuk memverifikasi dan memvalidasi next-hop reachability dan best path, klo mati ya di buang dari routing table

Walaupun IGP uda ngasi tau bahwa ada rute invalid, BGP nge-detect-nya pas lagi scanning, nah default Timer-nya adalah 60s

Btw…untuk VPNv4, timer-nya 15 detik (setting config-nya juga di address family
yaks)

Setting this feature too low (too fast), it will be burden the CPU if many large BGP tables, karena akan perform full table scanning ketika di eksekusi

Setting this too high, yaaa ga akan perform2 scanner, itu next-hop mati apa engga ya cuek aja

Kita juga bisa bikin scan interval ngikutin kecepatan convergence IGP (OSPF, ISIS, dll)

Nah, yang lebih bagus daripada BGP Scanner adalah BGP Next-Hop Tracking (NHT)

Taken from Petr Lapukhov #16379:

The idea is to make the BGP process register the next-hop values with the RIB “watcher” process and require a “call-back” every time information about the prefix corresponding to the next-hop changes

Next-hop tracking ini enabled by default (mulai dari IOS 12.4T) dan default tracking-nya 5 detik

Jadi klo next-hop nya mati…ada agen asuransi (wkwkw) dari RIB yang ngasi tau BGP (watcher and callback)

Bahkan klo memang IGP-nya super-fast dalam hal convergence, tracking-nya kita bisa setting jadi 0

===========================================

Fast-External-Fallover

Biasanya klo Ebgp session mati, router akan nyari alternative path secara instant, hal ini karena ada fitur Fast-External Fallover yang di-enabled by default

Yang jadi masalah adalah kalau interfacenya FLAPPING (nyala-mati terus), bikin cpu naek gara2 proses bgp terus

Kita bisa matiin ini command dengan cara no bgp fast-external-fallover biar klo flapping, ga akan dianggep mati session peering-nya (klo mati-nya lama ya tetep di-close juga gara2 hold timer-nya abis)

See…ga langsung mati ebgp session-nya

====================================================

Bidirectional Forwarding Detection

Mirip kek hello packet dari routing2 protocol, Cuma dia di proses bukan di control plane kek routing2 protocol kebanyakan

Dia bisa nge-detect next-hop failure (udp-based routing protocol independent) dan bisa di proses di interface modules

Trus klo ini BFD nge-detect ada fail gimana? Ya dia ngasi tau si routing protocol, terserah protocol-nya, itu link mau di alihkan rute-nya ato diputus (jadi menghemat kinerja routing protocol, ga usa kirim hello packet untuk nge-detect ini link error apa kaga…ada “agen”-nya haha)

Anggep aja ini BFD kek IP SLA versi “generic” nya router

Untuk bisa perform BFD, minimal harus ada peering-nya, alias ga bisa Cuma 1 router aja yang dikonfig, router sebelahnya harus di konfig juga (biar ngerti “Bahasa” BFD)

Well…IOS gw ga support untuk show bfd neighbor, untuk lebih lengkapnya lu bisa ke sini:

http://routerjockey.com/2010/05/24/bidirectional-forwarding-detection/

=====================================================

Route Dampening

Well, ini mirip kek advertisement interval, Cuma ini kek di-“suppressed” (dampening) biar ga di advertise ke internal bgp peer yang lain klo ada route dari external bgp yang suka flapping

Keyword untuk implement route dampening adalah:

  • Penalty: incremented numeric value setiap sebuah rute flap (jika sebuah rute flap, maka akan dikasi value, dan akan meningkat terus setiap flap…mirip kek konsepnya HSRP))
  • Suppress Limit: limit penalty value, klo sebuah route dengan penalty value yang lebih dari suppress limit value, maka route itu akan di suppress
  • Half life time: video game dari valve yang dimasukin ke Cisco *ngaco*, waktu yang diperlukan untuk ngurangin penalty value (biar ga kena suppress limit)
  • Max Suppress Time: untuk ensure supaya itu rute ga di “dampen” indefinitely

First, we must activate the dampening mechanism first (klo mau global for all peer)

Klo untuk specific neighbor only, berarti kita harus pake route-map

Ups..ada yang ketinggalan

Diatas adalah default configuration (15 menit untuk half-time, 1000 untuk penalty value, suppress limit-nya pake 2000, maximum limit-nya: 60 menit)

Initial, no dampened path (bisa pake show ip bgp dampened-paths), karena memang ga ada yang flapping

….nyok kita coba rute 2.2.2.2 nya kita matiin trus idupin lagi, cek di R1

Look at dampinfo….flapped 1 times (tes lagi…harusnya 2x)

Noh…2x…klo uda lewat dari suppress-limit (biar yakin…coba itu rute 2.2.2.2 nya di shutdown lagi untuk ke-3x nya)

Di routing table?!?!?

=======================================================

Graceful Restart (NSF)

Well, you can take on this link:

http://www.cisco.com/c/en/us/td/docs/ios-xml/ios/iproute_bgp/configuration/xe-3sg/irg-xe-3sg-book/irg-grace-restart-neighbor.html

intinya adalah router2 yang NSF capable bisa bikin route2 yang didapat jadi “stale” alias di”tahan” dulu…ga dibuang dari routing table klo lagi putus koneksi (ga langsung dibuang)

pas nyambung lagi, tinggal “refresh” alias update aja…

Cuma router2 yang support NSF (non-stop forwarding aja yang bisa, and therefore command router(config-router)#graceful-restart cannot be showed here)

=======================================================

BGP Reflector and Confederation

Both of them useful for getting a BGP mesh capable network without using full-mesh capability

Contoh awal sebuah network

Klo setiap router yang ada “label” BGP-nya mau konek kesemua yang berlabel sama, tanpa cara khusus berarti kita harus membuat semua router2 BGP ini konek satu sama lain, yang artinya FULL MESH

Nah, untuk itulah Confederation dan Reflector berguna…

Untuk BGP Confederation:

Di AS 65000, di”pecah” lagi jadi sub-AS, jadi BGP 2 bisa peering dengan BGP 3 melalui internal BGP, untuk ke BGP 1 dan BGP 4 bisa pake “external” BGP (gw pake tanda kutip, karena memang seakan2 external, padahal bukan…masi 1 AS)

Untuk BGP Route-Reflector:

BGP 4 merefleksikan (kek cermin) rute2 yang di advertise dari BGP 5 ke BGP 6 dan BGP 7, begitu pula sebaliknya

Dalam istilah BGP, router BGP 4 disebut route reclector server, sedangkan BGP 5,6,7 disebut route reflector client

Most of us…yes, most of us, see these two guys competing each other

Padahal ini 2 technology bisa saling komplemen satu sama lain

Kok bisa?!? Gini, klo kita pake sub-AS (confederation), berarti router2 yang berbeda sub-AS akan “act like external peer” ke satu sama lain

Ada kalanya kita pengen route2 yang kita punya tidak di”treat” alias diperlakukan sebagai external ataupun internal, disinilah gunanya route reflector

Bahkan kita bisa bikin kek gini:

WHY NOT BOTH?!?

Untuk konfigurasi…liat disini aja yah wkwkwk

https://belajarcomputernetwork.wordpress.com/2013/06/04/bgp-configuration-part-4/

==========================================

BGP Peer-Policy/Policy Templates

Tau BGP
Peer-Group kan?!?! Itu kan digunain untuk shortening syntax alias menghemat ketikan2 yang berulang

Nah, Peer-Policy dan Policy Templates ini extend the usefulness even further

Contoh:

Take a look, disatu sisi…kita punya 2 peer-group, yang 1 ga pake ebgp-multihop, tapi yang satu pake

Nah, masalahnya…itu timer kan sama tuh ceritanya (itu baru timer yang harus diketik berulang 2x, belum lagi yang lain2)

Nah, kita bisa pake Templates, contohnya:

Nah, All-BGP ini bisa kita “inherit” ke masing2 neighbor peer-group (weeeeew, dah kaya programming aja ada inherit2 segala)

================================

BGP Deterministic Med (and Always-Compare-Med)

Gw Cuma men-translate apa yang ada di cisco.com

Biasanya di deploy di sebuah company yang punya 2 ISP, and those ISP’s are agree on somethin’ (like if you go to X Route…both ISP will influence the company which path is better, of course they will have some parameters agreement to each other ISP)

Contoh, gw punya 3 entry di router gw:

entry1: AS(PATH) 500, med 150, external, rid 172.16.13.1

entry2: AS(PATH) 100, med 200, external, rid 1.1.1.1

entry3: AS(PATH) 500, med 100, internal, rid 172.16.8.4

 

entry3 dateng paling duluan, trus yang entry2, dan terakhir entry1

Scenario 1: both command disabled

Entry1 dan entry2 akan dikompare (yang entry3 engga…soalnya dapet dari internal BGP), yang dipilih adalah entry2 (Router ID paling kecil)

Scenario 2: bgp always-compare-med enabled

Entry1 dan entry2 dikompare, tapi karena adanya command always-compare-med…dia ga liat Router-ID dulu tetapi liat MED, nah…entry 1 lah yang dipilih (MED value yang lebih kecil dari entry2)

Scenario 3: bgp deterministic-med enabled

BGP akan ngelompokin rute-nya berdasarkan AS-nya, baru di compare, jadi keliatan kek gini

entry1: AS(PATH) 100, med 200, external, rid 1.1.1.1
entry2: AS(PATH) 500, med 100, internal, rid 172.16.8.4 
entry3: AS(PATH) 500, med 150, external, rid 172.16.13.1

 

entry1 adalah yang paling bagus (karena Cuma ini satu2nya rute dari AS 100), entry1 akan dikompare dengan “pemenang” dari group AS 500 (dimana yang menang adalah entry2 karena dia punya lowest MED)

nah, selanjutnya entry1 dan entry2 akan dikompare, karena TIDAK BERASAL DARI AS YANG SAMA, BGP tidak meng-kompare MED, melaikankan akan compare External/Internal, yang menang adalah entry1

Scenario 4: both feature enabled

Sama kek scenario 3, hanya saja…pemenang dari group AS 100 dan pemenang dari group AS 500 tetapkan akan di-kompare MED-nya, yang menang tentu saja entry2 (lowest med)

Contoh konfigurasi:

Cisco menyarankan untuk selalu meng-enable bgp deterministic-med

=============================

References:

Mohammed Mahmoud – bgp performance tuning

BGP Keepalive and Holddown Timer @ http://rekrowten.wordpress.com/2013/05/31/bgp-keepalive-and-holddown-timer/

BGP Fast External Fallover @ http://www.networkers-online.com/blog/2008/07/bgp-fast-external-fallover/

and https://supportforums.cisco.com/document/138556/bgp-fast-external-fallover-command-overview

Petr Lapukhov #16379 – http://blog.ine.com/2010/11/22/understanding-bgp-convergence/

BGP Next-Hop tracking @ http://www.cisco.com/c/en/us/td/docs/ios/12_2sb/feature/guide/sbbnhop.html

Randy Zhang #5659 and Micah Bartell #5069 – “BGP Design and Implementation” ebook

Jeff Doyle #1919 and Jennifer Carroll #1402 – “Routing TCP/IP vol 1 & 2” ebook

Russ White #2635 – “Practical BGP” ebook

RFC 4271 – A Border gateway Protocol 4 (BGP-4)

Bidirectional Forwarding Detection @ http://www.cisco.com/c/en/us/td/docs/ios/12_0s/feature/guide/fs_bfd.html#wp1153100

and http://routerjockey.com/2010/05/24/bidirectional-forwarding-detection/

BGP Route Dampening @ https://supportforums.cisco.com/blog/150516/bgp-route-dampeningconfused

and http://ccieblog.co.uk/bgp/bgp-dampening

BGP Peer Templates @ http://packetlife.net/blog/2010/jan/12/bgp-peer-templates/

BGP Deterministic MED @ http://www.cisco.com/c/en/us/support/docs/ip/border-gateway-protocol-bgp/16046-bgp-med.html