Apaan ini PPDIOO?!? PPDIOO ini adalah metode pendekatan Cisco tentang bagaimana merancang jaringan yang baik, termasuk lifecycle-nya
PPDIOO adalah singkatan dari Prepare, Planning, Design, Implement, Operate, and Optimize
(now I’m starting to write about Network Design Course….biasa…takut lupa apa aja yang gw pelajarin, biar ga ilang percuma)
PPDIOO ini methodology punya Cisco kan? Iya, berarti ada yang versi “open source”-nya dong? Ada
Apa? ITIL (IT Infrastucture Library), tapi ini lebih general…lebih kearah IT Service Secara Keseluruhan
Ini perbandingan antara PPDIOO dengan ITIL
PPDIOO dan ITIL itu kek OSI Layer dengan TCP/IP Layer
=====================================
PPDIOO Phase in detail:
Prepare: biasanya CIO, CTO, CEO…pokoknya yang ada kata “C” (Chief) ato Direktur yang bahas ini, karena mereka yang tau mau dibawa kemana ini perusahaan, mereka yang punya visi dan misi (plus duit/budget nya hahahaha)
Apa aja yang dibahas disini…
- Why = kenapa kita butuh upgrade network service?
- Why = Mau ganti dari PABX ke VoIP kah?
- Why = Mau bangun data center kah?
- Why = Uda ga ideal lagi kah network yang ada sekarang?
- Etc.
Plan: setelah kita tau apa aja konsep yang diinginkan perusahaan, kita akan membahas
-
What = Initial Requirement for Upgrading the Service (IT Service, Network Service, dll), contoh
- Untuk upgrade ke VoIP, kita perlu apa aja?
- Udah bisa belum perusahaan ini bikin Data Center sendiri berdasarkan equipment yang ada?
- Perusahaan mo upgrade link jadi Fiber 40Gbps…mendukung ga alatnya?
- Where = where the money will be spent…haha, biasanya detail planning untuk spend money ada di phase ini (rapat tentang berapa banyak total budget biasanya dibahas di Prepare Phase)
- Where = dimana aja area yang harus kita upgrade, keep, ato “lembiru” (lempar ganti baru wkwk)
- When = kapan (date/tanggal) mau mulai upgrade ini Service
*note: gw nyebut Service berarti Network Service/Network Infrastructure
Design: nah…disinilah CCDA,CCDP, CCDE berperan, “capturing consumer requirements into technical one” (and giving the hard work to CCNA,CCNP, CCIE…hahahaha)
Klo mo ngeledek…orang2 CCDA/Consulting itu kek gini
“ok..”
“bisa..”
“gampang itu”
“*angguk2 kepala*”
“*angguk2 lagi*“…
“udah gitu doang?? Sekarang kasi gw duit…” ahahhahaha
“Mass…saya mo beli 1 router untuk konek ke Branch (simple requirement)” “oh bisa pak…Catalyst 6500 aja pak…ada fungsi Router, bisa jadi Switch, tambahan modulnya banyak”
(biasa…prinsip sales…klo bisa jual yang mahal..kenapa jual yang murah…wwkwk)
- How = gimana cara implementasi VoIP? Yang bagus gimana?
- How = perusahaan perlu failover ASA/Firewall biar ga ditembus hacker klo salah satu ASA/Firewall mati, harus pake apa? Bisa ga pake alat ini?
Setelah kita mendengar “keluh kesah” konsumen…mereka butuhnya apa…maunya apa…kita “translate” kebutuhan mereka kedalam sesuatu yang technical
“eh…tapi untuk seorang Designer Network bisa nyaranin pake Failover, pake OSPF Multiarea, pake technology macem2…berarti dia harus minimal ngerti dulu dong technical nya??”
Betooeeel…makanya dulu Cisco pengen orang2 yang mau CCDA MINIMAL harus CCNA dulu…(ntar ngibul lagi…angguk2 ga jelas padahal ga tau apa2, saranin yang aneh2 malah ahaha)
Rata2 CCDA itu di Vendor jadi Network Consultant ato Pre-Sales
Implement: disinilah para “buruh” network bekerja…ya itu…CCNA,CCNP, dan CCIE (dia mah turun klo pas Tshoot udah parah ama Provision doang paling)
Setelah para CCDA/P/E selesai capture requirement…tugas IMPLEMENTASI apa yang sudah di design itu dilaksanakan oleh CCNA/P/E
Tapi untuk Vendor2 kelas menengah…rata2 Consulting/Designing sama Implementing-nya digabung (dia yang Design..dia juga yang implementasi…yang design dan implementasi orangnya itu2 juga ahaha)
- Who: siapa yang implement
- Who: siapa yang punya expertise apa (idealnya, jgn sampe CCNA RS disuru develop Wireless yang harusnya untuk CCNA Wireless)
Operate: simple…Operation and Maintenance
Kadang ada orang vendor yang di masukin ke perusahaan client (kek model out-source padahal bukan) buat controlling and maintenancing
- Who: siapa yang operate dan maintenancing
Optimize: biasanya Network Audititing
- What: apa aja yang bisa di ‘secure’
- What: apa aja yang masih bisa di tingkatkan lagi performance-nya
===============================================
Design Methodology Approach
- Top-Down Design
- Bottom-Up Design
Top-to-Down Design: design-nya ngikutin OSI Layer
First, we define Apps that run in the network (is it B/W Killer or not, must use QoS or not), then define the topology, what transport should we handle (TCP/UDP/RTP), IP Addressing Scheme, WAN Selection (MetroE, MPLS, VPN, etc.), and last…the Medium (Wire or Wireless, Fiber or Copper)
Tapi jangan salah…OSI Layer dalam Network BERBEDA dengan OSI Layer dalam organisasi, here’s the PIC
Dalam Design…Layer 8,9 10 itu penting (itu layer 9 dan 10 bisa digabung ama layer 8…almost same definition)
Kita harus liat orangnya…baik dia manager atau bukan, mesti kita training lagi apa engga (Sistem Baru..training lagi..makan waktu)
Kita harus liat Goal dari Organisasi/Company nya…dan Government Regulation (yang paling rese bagi Telco Provider ya ini)
Benefit and Disadvantages of Top-Down:
- Design terstruktur
- Able to Cope with Company Requirement Perfectly
- Klo Design ga bener dan ada problem…lama betulinnya (uda salah diawal2 soalnya)
Bottom-Up: biasanya klo Design ga bagus…pakenya ini
- Fast reaction to problem…”yang penting bener dulu” mindset
- Bikin kacau design yang uda ada
Bottom-Up dipake oleh small-to-medium company, yang biasanya IT-nya Cuma 1..dan SUPERMAN (dia semua yang handle jaringan, OS, database, ampe benerin printer…hahaha)
=============================================
Reference:
ARCH (842-674) “Designing Cisco Network Service Architectures” Course